Mengakui Kekurangan Diri

Assalamualikum Wr Wb

Hay, hay... sobat cemuana... Pa kabar neh ? hemm… moga selalu dalam keadaan baik ya…amin. Alhamdulillah masih ada sumur diladang, akhirnya bisa numpang mandi, Alhamdulillah masih ada umur panjang, akhlirnya kita bertemu kembali. Kemarin kita bicara tentang “Yang mudah diucapkan tapi sulit dikerjakan” masih ingat kan ? kalau lupa untuk membacanya kembali klik di sini atau di sini bisa juga di sini … hehehe kebanyakan linknya ya, ya maaf.. pada bahasan yang lalu, kita baru sampai pada tanda2 yang pertama seseorang berperilaku ikhlas. Pada postingan kali ini mari kita bahas tanda2 yang ke dua yaitu “Mengakui Kekurangan Diri”.

Seorang hamba yang ikhlas didalam hidupnya, ia merasa bahawa dalam menjalankan kewajiban yang di berikan oleh Allah selama ini masih dirasa kurang atau dengan kata lain masih belum maksimal. Ia merasa dirinya banyak kekurangan di sisi Allah. Tidak ada rasa bangga dalam hatinya atas amal perbuatan atau status yang ia sandang saat ini. Ya iya lah, kalo masih merasa kurang otomastis ga merasa bangga, karena ya itu tadi masih merasa banyak kekurangan. Masa bangga dengan kekurangan yang dimiliki. Kalau kita merasa bangga bisa jadi bukannya makin baik perbuatan kita malah akan menjadi buruk karena tidak pernah memperbaikinya. Betul ? Ya ga ? Dari buku yang pernah aku baca yang berjudul “Haula Ruknul Ikhlas” karya Dr. Yusuf Qardhawi yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Abu Barzani dengan judul “Ikhlas Sumber Kekuatan Islam” pada halaman 51, menjelaskan bahwa “Seorang yang ikhlas selalu merasa dirinya banyak kekurangan di sisi Allah. Ia selalu merasa belum maksimal dalam menjalankan berbagai kewajiban yang dibebankan Allah kepadanya. Hatinya tidak pernah terjangkiti penyakit bangga ( ujub) terhadap amal perbuatan maupun status dirinya.”

Orang yang ikhlas selalu merasa khawatir amal yang mereka kerjakan tidak diterima oleh Allah sehingga mereka bergegas untuk segera melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Tentang maksud firman Allah :” Dan orang-orang yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniakan kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” Apakah mereka itu orang-oran yang mencuri, orang-orang yang berzina dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘Azza wa Jalla? Jawab Nabi saw, “Bukan, Wahai putrid Abu Bakar! Mereka itu adalah orang-orang yang rajin sholat, berpuasa dan sering bersedekah, sementara mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba.” (HR Ahmad Dan lain-lain)

Hemm… mak-dar-it, maka dari itu… yuk (ajakan khusus buat diri sendiri dan pembaca umumnya) berusaha terus untuk meningkatkan keikhlasan kita, marilah kita brlomba2 dalam kebaikan. Terus dan terus berusaha, mungkin saat ini belumlah sempurna ikhlas kita namun jangan menyerah! Pepatah mengatakan “Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit” ya ga bro ? sedikit yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat ada salah dalam menguraikan pendapat dan penjelasan mohon maaf dan koreksi dari teman-teman, untuk poin nomor tiga insya Allah ada pada postingan selanjutnya. Semoga masih ada kesempatan bertemu kembali. Semoga sumurnya masih ada, sehingga dapat mandi lagi. hehehe

Wassalamualikum Wr Wb