Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrahmanirrahim...
Pindah Keyakinan/agama Demi Cinta ? Waw ! Ada kah ? Mungkin kah ? Bisa kah ? Hemmm.... :-? Ya yang namanya cinta, semua itu bisa terjadi. Mereka telah dibutakan dengan yang namanya cinta.
“Apapun akan aku lakukan demi mendapatkan cintamu, wahai kasih pujaan hatiku, akan ku korbankan semuanya untukmu, harta ini, nyawa ini, kalow perlu agama ini, asal kau mau jadi milikku...” Gubrakk... Begitulah kira-kira rayuan maut yang buat mereka klepek-klepek tak berdaya. Karena sudah dibutakan oleh cinta. Buta mata, buta hati, buta pikiran, buta perasaan, buta huruf... hew??? Ko buta huruf.... ga pernah makan bangku sekolah ya mas ? Bangku ko dimakan, emang gue manusia apakah ? Hufh... Soal buta neh, Nabi saw juga pernah bersabda “ Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli “ ( H.R. Tirmidzi ) Nah loh.... ya kan ?
Sesuai dengan judul diatas, cie ileh... pertanyaan yang muncul dibenakku adalah ada kah? Mungkin kah? Bisa kah? Setelah aku telaah... halah, pake istilah telaah segala...ga nyambung kale.... semua itu bisa saja terjadi dan sangat mungkin bisa. Karena memang ada. Contohnya, Guru SMP aku juga begitu. Ibu guru yang katanya dulunya non muslim menikah dengan seorang muslim. Akhirnya ia ikut suaminya jadi muslim juga. Kalow tetangga aku sendiri malah sebaliknya. Hayo...! suka gosip neh....! ini cuma sebagai contoh aja ko...bukan maksud pengen bikin gosip. Geto.... okre bos ? Lanjut...
Begini, beberapa waktu yang lalu aku membaca postingan artikel dari blog temen aku. Dia membahas tentang Nikah Beda Agama. Dari postingan itu aku lebih tertarik pada bahasan tentang wanita muslim menikah dengan pria non muslim dari pada wanita non muslim menikan dengan pria muslim. Karena katanya, wanita yang menikah dengan non muslim itu diharamkan di dalam agama islam sedangkan jika prianya yang muslim diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu. Wah berabe dong kalo begitu. Masa’ harus pindah agama ? Seperti tetangga aku itu. Weleh... ya jangan dong. Kalow begitu, cowoknya aja yang pindah agama. Weleh... nah ide bagus tuh, kan umat muslim jadi bertambah... hehehe... Asik tuh... Eiiit ! Tapi tunggu dulu bro! Apakah dengan begitu kita bisa hidup bahagia ? Kalau yang kita cari itu adalah sebuah kebahagiaan dalam rumah tangga. Kalau yang dicari laennya ga tau deh... Tentunya semua pengen hidup bahagia dengan pernikahannya. Ya ga ? iya kan ? iya dong...
Faktor agama sangatlah diperlukan agar rumah tangga bisa hidup bahagia. Dan juga sebagai landasan utama dalam berumah tangga. Seperti kata Ruqayyah Waris Maqsood dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh Alwiyah Abdurrahman dengan judul “Pegantar Remaja Ke Surga” halaman 237 paragraf ke 2 “ Sebenarnya ada dua kunci menuju perkawinan yang bahagia.Yang pertama mencintai Allah dan berusaha menerapkan ajaran-ajaran-Nya dalam segala situasi dan ikatan.”
Nah, gimana kalau seandainya kejadiannya seperti diatas tadi ? Karena wanita muslim haram menikah dengan pria non muslim. Sehingga sang pria merelakan pindah agama agar bisa menikah dengan wanita pujaan hatinya. Apakah memenuhi syarat kunci bahagia yang pertama ? menurut saya sih engga banget geto loh.... Kenapa ? Yang pertama, karena dia cinta bukan kepada Allah, meskipun dia sudah menjadi muslim. Yang ke dua, bisa jadi kemuslimannya hanya sebagai syarat saja agar tercapai keinginan. Padahal hatinya masih non muslim. Di situ jelas bahwa dia lebih cinta kepada sang wanita daripada Tuhannya. Sampai-sampai rela agamanya di tinggalin. Ya ga...? Ya kan...? Ya donk....
Ya karena sudah dibutakan oleh cinta, semua itu bisa terjadi. Bisa-bisa tai ayam dikiranya coklat. Hufh..... Hueks.....
Wah...gaswat kelewat-lewat...
Mungkin ada yang berpikir begini, ada yang mau masuk agama islam ko malah tidak didukung ? Gimana sih?
Begini, saya juga mendukung, senang, kalau ada yang bersedia mengikuti dan beriman kepada Allah dan Nabi saw. Namun, timbul pertanyaan dalam diri saya. Apakah pindah agama karena cinta kepada selain Allah itu bisa dianggap sebagai suatu hal yang benar ? Apa bisa ? Apa itu juga bisa dianggap sebagai hidayah yang diberikan Allah kepadanya ? Ataukah hanya sebagai syarat sah saja ? hufhh.... binun ya ?
Ada pertanyaan, ada jawaban... Ada yang bertanya ada yang menjawab...intinya, aku yang tanya aku yang coba menjawab....hahaha gila ya.... hus...! engga ko... ga salah.... haha gini aja deh kalo temen-temen ada yang mau bantu aku jawab,boleh.. aku pasti seneng banget.... hehehe
Menurut saya pribadi neh, semua yang dilakukannya itu tak lain dan tak bukan hanya karena sebagai syarat sah saja, hidayah mungkin bisa juga hadir, namun jauh setelah itu. Dan kalo masalah benar dan tidaknya saya rasa itu bukan tindakan yang tepat. Gitu sih menurut aku. Soal hidayah neh akan aku coba beri sedikit gambaran sebisaku saja. Hidayah itu hadir karena kita bersungguh-sungguh mencarinya. Seperti yang dialami oleh Cat Steven. Siapa tuh ? Dia itu penyanyi ternama yang sangat merindukan Tuhan. Dia terus mencari. Samapai akhirnya ia mendapatkan the Holy Quran dari kakaknya. Dia baca dan pelajari secara sungguh-sungguh hingga ia tertarik dan masuk islam. Nah itu, baru saya rasa lebih tepat dan benar dalam mendapatkan hidayah. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-‘Ankabuut : 69 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Nah kalau begitu bukan hidayah yang menjadi masalah, tetapi kesungguhan kitalah yang perlu dipertanyakan. Sungguh-sungguh atau belum ? Bagaimana neh dengan masalah diatas ? Menurut saya, seseorang yang pindah agama demi cinta kepada manusia, maka memang ia benar-benar dan sungguh-sungguh dalam usaha untuk mendapatkan manusia itu dan bukan sungguh-sungguh dalam mencari dan mendapatkan hidayah dari Allah. Hidayahnya datang belakangan aja deh, sambil terus mencari sebisanya.Yang penting aku dapetin cintanya. Simpelnya seperti itu kali ya ? Kalau dipikir-pikir, Tuhan aja bisa ia tinggalin apalagi hanya manusia.
Makdarit, dibutuhken 100 ribu kali berpikir dan pertimbangan untuk menikah dengan beda agama meski sudah dibikin sama. Pertentangan-pertentangan dari pihak-phak tertentu tak dapat dielakkan. Namun kalau memang sudah yakin, atau mungkin karena sudah buta, ya monggo...silahken.... padahal masih ada yang se iman, se agama, yang bener-bener dan bukan karena cintanya kepada manusia doang yang rela agamanya di tukar dengan yang lain. Semua aku kembalikan kepada pribadinya masing-masing. Hah ? aku tadi pinjem apa ya ? Ga pinjem apa-apa kan ? Ko dikembaliin ? apanya ? Ga tau ah.... hufffhhh..... Dah dulu yaw..... Semoga bermanfaat, dan kalau ada yang salah mohon bantuan dan koreksinya. Ada salah dan kurang nya saya mohon maaf, dan bila ada lebihnya mohon dikembalikan. Hew ? Maksud loh ? hehe Tak larat deh... kalo ada lebihnya buat temen-temen aja, ga usah dikembalikan...weledeleh..... sama aja ya... gimana dong ? gini aja deh, jika ada benarnya itu semua dari Allah. Kalau salah itu dari saya. Jadi, udahan aja ya, ngantuk.... mau bubu dulu....
Wassalamualaikum Wr Wb
Pindah Agama Demi Cinta ? Waw !
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
4 komentar:
Silahkan menuliskan komentar anda pada opsi Google/Blogger untuk anda yang memiliki akun Google/Blogger.
Silahkan pilih account yang sesuai dengan blog/website anda (LiveJournal, WordPress, TypePad, AIM).
Pada opsi OpenID silahkan masukkan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Atau anda bisa memilih opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.
Gunakan opsi 'Anonim' jika anda tidak ingin mempublikasikan data anda. (sangat tidak disarankan). Jika komentar anda berupa pertanyaan, maka jika anda menggunakan opsi ini tidak akan ditanggapi. :-)
testing
BalasHapussaya kenal satu pasangan yang memberikan alasan sama seperti kata Mas Agus, "kalo salah satu dari kami harus pindah agama karena ingin menikah,kan berarti bukan bener2 mau masuk agama tersebut donk, cuma pengen supaya sah aja.", dan akhirnya mereka memutuskan menikah dg menganut agama masing2...dan dalam kehidupan perkawinannya akhirnya tidak ada norma agama yang dipakai sama sekali karena alasan toleransi, ketika punya anak tidak dikenalkan pada agama tertentu dengan alasan biarkan dia begitu besar memilih sendiri, dan masing2 pribadi jadi lalai melakukan kewajiban agamanya karena tidak mau menyakiti pasangannya. NAH LHO !!! gimana tuh...saya cuma bisa geleng2 kepala...
BalasHapusSebelumny saya ucpkan terimakasih kpd mas dhonut yg berkenan mampir di blog ini. membaca cerita mas dhonut diatas saya pun hanya bisa geleng2 kepala,,,
BalasHapussusah mas yang namanya pindah agama...ga semudah yang dibayangkan....
BalasHapus